1.
Netralisasi
Netralisasi
Digunakan untuk membuat kimbah menjadi memiliki pH antara 6,0 – 9,5. Karena
diluar pH itu limbah bersifat racun bagi kehidupan air. Pada proses netralisasi
ini digunakan baha tambahan larutan
kimia asam atau larutan kimia basa.
Menurut
tingkat kadar pH dalam suatu limbah air, limbah cair
terbagi menjadi dua yaitu :
·
Lmbah cair yang bersifat asam
netralisasi limbah cair yg bersifat asam dapat
dinetralisasi dengan melewatkan limbah pada unggun batu kapur, setelah
ditambahkan kapur padam Ca(OH)2, soda kaustik NaOH, atau soda abu Na2CO3. Kapur
padam Ca(OH)2 biasanya tersedia lebih murah dibandingkan senyawa
basa lain atau bahkan soda abu Na2CO3, sehingga menjadi bahan yang paling
sering digunakan untuk netralisasi limbah cair asam.
Bahan
yang sering digunakan dalam proses pengolahan limbah cair yang bersifat asam
adalah :
Ø NaOH
Ø Ammonia
Ø Na2CO3
Ø CaCO3
Ø Ca(OH)2
Contoh Reaksi netralisasi limbah yang bersifat asam
(mengandung H2SO4)
Reaksi :
H2SO4 + Ca(OH)2
→ CaSO4 + 2 H2O
·
Limbah cair yang bersifat basa
netralisasi
limbah cair yg bersifat basa dinetralkan dengan asam mineral kuat seperti
H2SO4, HCI, atau dengan CO2. Biasanya jika sumber CO2 tidak tersedia,
netralisasi dilakukan dengan H2SO4,. Karena harga H2SO4 yang lebih murah
dibandingkan HCI. Reaksi dengan asam mineral berlangsung cepat, sehingga perlu
digunakan tangki berpengaduk yang dilengkapi sensor pH untuk mengendalikan laju
pemasukan asam.
Bahan
yang sering digunakan dalam proses pengolahan limbah cair yang bersifat basa
adalah :
Ø H2SO4
Ø HCI
Ø SO2
Ø HNO3
Ø H3O4
Contoh
Reaksi netralisasi limbah yang bersifat basa (mengandung
NaOH)
Reaksi
:
HCl + NaOH → NaCl +H2O
2.
EQUALISASI
Proses
equalisasi atau proses penyeragaman, yaitu proses pendahuluan yang akan
sangatmembantu terhadap proses aerasi anaerob. Equalisasi bukan merupakan suatu
proses pengoLahan tetapi merupakan suatu cara / teknik untuk meningkatkan
efektivitas dari proses pengolahan selanjutnya. Keluaran dari bak equalisasi
adalah parameter operasional bagi unitpengolahan selanjutnya .
Kegunaan dari equalisasi adalah :
1.Membagi
dan meratakan volume pasokan (influent) untuk masuk pada proses treatment.
2.Meratakan
fluktuasi dari beban organik untuk menghindari shock loading pada sistem
pengolahan biologi
3.Meratakan
kandungan padatan (SS, koloidal, dls b) untuk meminimalkan kebutuhanchemical
pada proses koagulasi dan flokulasi.Sehingga dilihat dari fungsinya tersebut,
unit bak equalisasi sebaiknya dilengkapi dengan mixer, atau secara sederhana
konstruksi/peletakan dari pipa inlet dan outlet diatur sedemikian rupa sehingga
menimbulkan efek turbulensi. Idealnya pengeluaran (discharge) dari equalisasi
dijaga konstanselama periode 24 jam, biasanya dengan cara pemompaan maupun cara
cara lain yang memungkinkan.
3.
PROSES ANEOROB
Poses aerasi anaerob, yaitu proses yang
bertujuan untuk menurunkan bahan-bahano rganik terlarut dan senyawa organik
lainnya dengan bantuan bakteri anaerob. Secara anaerobik, penguraian
bahan organik dilakukan tanpa menggunakan oksigen. Hasil akhir aktivitas
anaerobik adalah biogas, uap air, dan excess sludge.
4. Aerasi.
Proses aerasi, bertujuan untuk menurunkan bahan-bahan
organik dan senyawa organik lainnya dengan cara memasukkan oksigen secara
terus-menerus. Secara
aerobik, penguraian bahan organik dilakukan mikroorganisme dengan bantuan
oksigen sebagai electon acceptor dalam air limbah. Selain itu, aktivitas
aerobik ini dilakukan dengan bantuan lumpur aktif (activated sludge) yang
banyak mengandung bakteri pengurai. Hasil akhir aktivitas aerobik sempurna
adalah CO2, uap air, dan excess sludge.
5. Proses sedimentasi pertama
Proses sedimentasi pertama, proses
untuk mengendapkan lumur yang dihasilkan padaproses aerasi.
6. Proses koagulasi-flokulasi
Proses koagulasi-flokulasi, yaitu
proses penambahan dosis koagulan dan dilanjutkandengan proses pengadukan untuk
membentuk flok.
·
koagulasi adalah prosespembentukkan
koloid yang stabil menjadi koloid yang tidak stabil dan membentuk flok-flok
dari gabungan koloid yang berbeda muatan.Pada prinsipnya ada dua aspek yang
penting dalam proses ini yaitu pembubuhanbahan kimia (koagulan) dan pengadukan.
Pada proses koagulasi, koagulan dibubuhkan kedalam air baku kemudian dilakukan
pengadukan selama beberapa saat dalam suatukoagulator. Dari pencampuran ini
akan terjadi destabilisasi koloid dan partikel tersuspensioleh koagulan. Secara
umum proses koagulasi berfungsi untuk :
1.Mengurangi
kekeruhan akibat adanya partikel koloid anorganik maupun organik didalam air.
2.Mengurangi
warna yang diakibatkan oleh partikel koloid di dalamair.
3.Mengurangi
bakteri-bakteri patogen dalam partikel koloid, algae, dan organismeplankton
lain.
4.Mengurangi
rasa dan bau yang diakibatkan oleh partikel koloid dalam air.
Ada
tiga faktor yang mempegaruhi keberhasilan proses koagulasi yaitu:
1.Jenis
koagulan yang dipakai
2.Dosis
pembubuhan koagulan
3.Proses
pengadukan
·
Flokulasi
Flokulasi
adalah proses penggabungan inti flok sehingga menjadi flok berukuranlebih
besar. Proses fokulasi hanya dapat berlangsung bila ada pengadukan. Secara
garisbesar pembentukan flok terbagi dalam empat tahap yaitu :
1.Tahap
destabilisasi partikel koloid
2.Tahap
pembentukan mikroflok
3.Tahap
penggabungan mikroflok
4.Tahap
pembentukan makroflok
Tahap
1 dan 2 terjadi pada proses koagulasi sedangkan tahap 3 dan 4 terjadi pada
prosesflokulasi.
Faktor-faktor
yang harus dipertimbangkan dalam desain unit flokulasi :
Kualitas
air baku dan karakteristik flokulasi
Kualitas
tujuan dari proses pengolahan
Headloss
tersedia dan variasi debit instalas
7. Proses sedimentasi kedua
Proses sedimentasi kedua, yaitu proses pengendapan
terhadap flok yang terbentuk pada proses 6.
8. Proses flotasi
Proses flotasi, yaitu proses pengapungan untuk
meningkatkan laju pemindahan partikel-partikel tersuspensi yang ada.
Pada proses flotasi, gelembung udara
diinjeksikan ke dalam tangki untuk mengapungkan padatan sehingga mudah
disisihkan. Dengan adanya gaya dorong dari gelembung tersebut, padatan yang
berat jenisnya lebih tinggi dari air akan terdorong ke permukaan. Demikian pula
halnya dengan padatan yang berat jenisnya lebih rendah daripada air. Hal ini
merupakan keunggulan teknik flotasi dibanding pengendapan karena dengan flotasi
partikel yang ringan dapat disisihkan dalam waktu yang bersamaan.
9.
Proses
sedimentasi ketiga
Proses sedimentasi ketiga, yaitu proses pengendapan
partikel ringan.
10. penyaringan dengan arang aktif
Proses penyeringan dengan arang aktif, untuk menyerap
bahan-bahan kimia yang tersisa.
1.1 Teknik Pengolahan Air Limbah
Teknologi
pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan.
Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang
dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi
teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi
masyarakat yang bersangkutan.
Berbagai
teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba
dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang
telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:.
- Pengolahan
Secara Fisika
Pada
umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan
agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau
bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan (screening)
merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang
berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara
mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses
pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis
di dalam bak pengendap.
|
|
|
|
|
Gambar
1. Skema Diagram Pengolahan Fisik
|
Proses
flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung seperti
minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan berikutnya. Flotasi
juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan tersuspensi (clarification)
atau pemekatan lumpur endapan (sludge thickening) dengan memberikan
aliran udara ke atas (air flotation).
Proses
filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk mendahului
proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan
dilaksanakan untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam
air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang
dipergunakan dalam proses osmosa.
Proses
adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan senyawa
aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika
diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut.
Teknologi
membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-unit pengolahan
kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan kembali air yang
diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal.
2.Pengolahan
Secara Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia
biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah
mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun;
dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan
bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat
bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan
(flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga
berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.
Pengendapan bahan tersuspensi yang tak
mudah larut dilakukan dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang
berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid
tersebut, sehingga akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan
senyawa fosfor dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya)
sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan
hidroksiapatit. Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air >
10,5 dan untuk hidroksiapatit pada pH > 9,5. Khusus untuk krom
heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida [Cr(OH)3],
terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor
(FeSO4, SO2, atau Na2S2O5).
Penyisihan bahan-bahan organik beracun
seperti fenol dan sianida pada konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan mengoksidasinya
dengan klor (Cl2), kalsium permanganat, aerasi, ozon hidrogen
peroksida.
Pada
dasarnya kita dapat memperoleh efisiensi tinggi dengan pengolahan secara kimia,
akan tetapi biaya pengolahan menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia.
Gambar
2. Skema Diagram pengolahan Kimiawi
- Pengolahan
secara Biologi
Semua air buangan yang biodegradable
dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara
biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa
dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala
modifikasinya. Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan
atas dua jenis, yaitu:
1.
Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);
2. Reaktor
pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).
Di dalam reaktor pertumbuhan
tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan
tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal berlangsung dalam
reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan berbagai
modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi.
Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch
mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai
85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit.
Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak stabilisasi mempunyai
kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6
jam). Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi
melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak diperlukan
penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan.
Kolam oksidasi dan lagoon, baik
yang diaerasi maupun yang tidak, juga termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan
tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu detensi hidrolis
selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi maupun dalam lagoon yang tidak
diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang
ditetapkan. Di dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu
detensi 3-5 hari saja.
Di dalam reaktor pertumbuhan lekat,
mikroorganisme tumbuh di atas media pendukung dengan membentuk lapisan film
untuk melekatkan dirinya. Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan selama
ini, antara lain:
1.
trickling filter
2. cakram
biologi
3. filter
terendam
4. reaktor
fludisasi
Ditinjau dari segi lingkungan dimana
berlangsung proses penguraian secara biologi, proses ini dapat dibedakan
menjadi dua jenis:
1.
Proses aerob, yang berlangsung dengan
hadirnya oksigen
2.
Proses anaerob, yang berlangsung tanpa
adanya oksigen.
Apabila BOD air buangan tidak melebihi
400 mg/l, proses aerob masih dapat dianggap lebih ekonomis dari anaerob.
Pada BOD lebih tinggi dari 4000 mg/l, proses anaerob menjadi lebih ekonomis.
|
Gambar
3. Skema Diagram pengolahan Biologi
Dalam prakteknya saat ini, teknologi pengolahan
limbah cair mungkin tidak lagi sesederhana seperti dalam uraian di atas.
Namun pada prinsipnya, semua limbah yang dihasilkan harus melalui beberapa
langkah pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan atau kembali dimanfaatkan
dalam proses produksi, dimana uraian di atas dapat dijadikan sebagai acuan.
Pencemaran
1.2 Teknologi Pengolahan Air Limbah
Tujuan
utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di
dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan
senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di
alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:
- Pengolahan
Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses
fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam
aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini
ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.
- Pengolahan
Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama
ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya
ialah pada proses yang berlangsung. Macam-macam Unit Pengolahan Pertama
(Premary Treatment)
a. Penyaringan
(screening)
Penyaringan dilakukan untuk
material-material kasar yang terkandung dalam air limbah seperti ranting, kayu,
kertas, dan lain-lain. Fungsi lain dari penyaringan adalah untuk melindungi
pompa dan peralatan mekanikal lainnya terhadap terjadinya penyumbatan atau
kemacetan. Penyaringan air limbah diklasifikasikan dalam dua macam yaitu
saringan halus (Fine screen) dan saringan kasar (Coorse screen).
b. Penangkap
pasir (Grit removal/ grit chamber)
Air limbah umumnya mengandung
bahan-bahan padatan anorganik (khususnya air limbah domestik) seperti pasir,
kerikil, kulit telur, pecahan kaca dan serpihan logam. Kebanyakan bahan
tersebut bersifat abrasif dan akan menimbulkan gangguan terhadap akselerasi
sistem pompa yang dioperasikan dan sifat lain yaitu tidak mudah terurai (Unbiodegradasible)
serta meningkatkan jumlah endapan sehingga mengurai volume digester. Fasilitas
penangkap pasir ini bekerja secara gravitasi, umumnya berbentuk saluran terbuka
yang dilengkapi dengan bak pengendap.
c. Penghancuran
(Communiting)
Unit ini berfungsi untuk mengahasilkan
material-material kasar yang tidak tersaring, menjadi material-material kecil
dalam ukuran 8mm. alat pengaturnya dinamakan communicator. Unit ini umumnya
diletakkan melintang pada saluran pembawa air limbah, sehingga saluran iar
limbah dipastikan akan melewati mulut unit penghancur ini.
d. Penangkap
pertama
Unit ini didesain untuk mereduksi
zat-zat padat tersuspensi yang ada dalam air limbah. Kebanyakan material zat
padat tersuspensi secara alamiah berbentuk flokulan. Sistem pengendap awal
dioperaikan dalam 2tipe yaitu, sistem pengendapan dengan penambahan bahan
koagulan dan sistem pebgendapan tanpa bahan koagulan. Unit pengendapan awal ini
umumnya berbentuk lingkaran atau empat persegi panjang.
e. Bangunan
penangkap lemak (Grease trap)
Unit pengolahan air limbah yeng
berfungsi untuk memisahkan lemak atau minyak (Grease). Lemak akan mengapunh
pada suhu 200C. selanjutnya lemak yang tertangkap dibersihkan secara
berkala dengan cara manual ataupun mekanik.
f. Equalisasi
Unit pengolahan air limbah yeng
berfungsi untuk meratakan beban pencemar air limbah (mencampur untuk menjadi
lebih homogen) serta untuk mengurangi atau mengendalikan variasi karekteristik
air limbah agar tercapai kondisi optimum untuk proses lebih lanjut. Secara
teknis unit ini berfungsi untuk :
·
Meredam beban kejut akibat adanya
fluktuasi beban organik yang dapat mengganggu proses biologik aerobik.
·
Mengendalikan ph air limbah melalui
pencampuran limbah asam dan limbah basa, sehingga mengurangi biaya pembelian
asam/basa.
·
Mengurangi fluktuasi aerobik sehingga
bebabn hidrolis yang tinggi dapat mengganggu proses lumpur aktif.
·
Memecah konsentrasi bahan beracun yang
memasuki bak pengolah biologis sehingga mematikan mikroorganisme yang ada.
g. Netralisasi
Beberapa limbah industri umumnya
bersifat asam/basa, sehingga memerlukan netralisasai sebelum dialirkan ke
proses lanjut atau dibuang ke badan air penerima. Untuk menjamin keberhasilan
proses biologis (penguraian oleh mikroba) diperlukan ph pada angka kisaran 6,5
- 8,5. Jenis-jenis proses netralisasi :
·
Pengadukan limbah asam dan basa
·
Netralisasi limbah asam dengan serbuk
batu marmer
·
Pengadukan
asam dengan lumpur aktif
·
Pengadukan
dengan limbah alkalin
- Pengolahan
Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk
menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan
dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada
pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter,
aerated lagoon, stabilization basin, rotating biological contactor, serta
anaerobic contactor and filter.
Yang terdiri
dari onversi biologis zat terlarut dan kolodial organik menjadi bio massa yang
dapat dihilangkan dengan cara pengendapan. Pengolahan kedua sering juga disebut
sebagai pengolahan biologis yaitu pengolahan sistem pengolahan air limbah yang
memanfaatkan aktivitas mikroorganisme dengan bantuan atau tanpa bantuan
oksigen.
Dalam proses
pengolahan biologis mikroorganisme memanfaatkan zat organik dalam air limbah
sebagai suplai bahan makanan dan mengkorversi dalam sel biologis atau yang
disebut bio massa. Macam – macam aplikasi sistem pengolahan biologis adalah :
·
Lumpur
aktif (aktivated sludge)
·
Trickling
Filter
·
Bio
Tower
·
Kolam
Stabilisasi (stabilitation ponds)
·
Parit
Oksidasi (oxydation ditch)
·
Aerobik
Bio Filter
- Pengolahan
Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Pengolahan lanjut sering juga disebut
sebagai pengolahan ketiga karena pada dasarnya pada pengolahan tahap ini adalah
proses pengolahan limbah cair yang ditujukan untuk menyempurnakan hasil – hasil
pada proses –proses pengolahan sebelumnya, yaitu pada tahap proses pengolahan
fisika dan biologis. Sifat pengolahan ketiga ini sangat bergantung dari
kualitas hasil proses pengolahan pada tahap – tahap sebelumnya, artinya bahwa
proses pengolahan ketiga hanya diperlukan bila masih ada material – material
pencemar yang masih perlu dihilangkan sebelum dilakukan pembuangan ke badan air
penerima.
Proses-proses yang terlibat dalam
pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation and sedimentation,
filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane separation, serta
thickening gravity or flotation.
- Pengolahan
Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil
keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses
digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum filtration,
centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.
adakah proses an aerob yang bisa dengan kondisi awal limbah masuk phnya asam 3-4
BalasHapusUntuk limbah fructose, pH 4, apakah ada bahan kimia untuk penetralisir tanpa menyebabkan lumpur aktif di kolam.SBR menjadi kental dan sulit tersedimentasi pada waktu proses settling, selain NaOH ?
BalasHapusMohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa....
BalasHapusKami menjual Batu kapur/ Kapur Aktif / Cao / CaOH2 / Kalsium Oxide / kalsium hidroxie /Limestone/ Quick Lime / Batu gamping / Kapur bakar / Kapur tohor/ Kapur sirih/Cao/ Kalsium Hidroksida/ Kalsium Karbonat / CaCo3 / Kapur pertanian / Kaptan / Kapur padam /Zeolite / Bentonite / Dolomite dll.
Tersedia mesh 80 s/d Mesh 800 dengan kemasan / packing karung / 25 kg , 50 kg , 500 kg , 1000 kg .
Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :
Asep 081281774186
085793333234
Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.
Siap kirim ke seluruh kota di indonesia.
Terimakasih
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical