Dasar Kesetimbangan
Uap-Cair
Keberhasilan suatu operasi penyulingan tergantung pada keadaan
setimbang yang terjadi antar fasa uap dan fasa cairan dari suatu campuran.Dalam
hal ini akan ditinjau campuran biner yang terdiri dari kompoenen A (yang lebih mudah
menguap) dan komponen B (yang kurang mudah menguap).Pada gambar 4.65 merupakan
hubungan antara komponen A dan komponen B dengan suhu kesetimbangan uap-cair.
Campuran dua komponen disebut juga dengan campuran biner.
Pada sumbu horisontal,menunjukkan fraksi dari komponen A.
Diujung sebelah kiri ditandai dengan angka nol,artinya fraksi komponen A, xA
dan yA = 0, atau pada titik tersebut merupakan komponen B murni. Disisi lain,
pada ujung sebelah kanan,ditandai dengan angka 1, merupakan komponen A murni. Garis
vertikal menunjukkan suhu, baik suhu A, B maupun campuran A dan B. Pada grafik
tersebut terlihat bahwa titik didih (boiling point) dari komponen A murni lebih
rendah dibanding komponen B,TA < TB. Hal ini menunjukkan bahwa,komponen A
lebih mudah menguap dibanding komponen B.
Kurva bagian atas pada grafik tersebut, menunjukkan kurva untuk
titik embun (dew point), sedangkan kurva dibagian bawah, merupakan kurva titik
gelembung (bubble point). Ruang diatas kurva titik embun, bahan berada pada
fase uap,sedangkan ruang dibawah kurva titik gelembung,bahan berada pada fase
cair. Diantara kedua kurva tersebut, bahan berada pada fase campuran.
Dasar Peralatan Penyulingan
Kolom distilasi adalah kolom fraksionasi kontinu yang dilengkapi
berbagai perlengkapan yang diperlukan. Umpan dimasukkan di sekitar pertengahan
kolom dengan laju tertentu. Tray tempat masuk umpan dinamakan feed plate. Semua
tray yang terletak di atas tray umpan adalah bagian rektifikasi (enriching
section) dan semua tray di bawahnya, termasuk feed plate sendiri,adalah bagian
stripping. Umpan mengalir ke bawah pada stripping section ini, sampai di dasar
kolom di mana permukaan cairan ditetapkan pada ketinggian tertentu.
Cairan itu lalu mengalir dengan gaya gravitasi ke dalam
reboiler.Dimana reboiler adalah alat penukar panas jenis penguap (vaporizer)
dengan menggunakan pemanasan uap (steam) yang dapat menghasilkan komponen uap
(vapor) dan mengembalikannya ke dasar kolom. Komponen uap tersebut lalu
mengalir ke atas sepanjang kolom.Pada ujung reboiler terdapat suatu tanggul.
Produk bawah dikeluarkan dari kolam zat cair itu pada bagian ujung tanggul dan
mengalir melalui pendingin. Pendinginan ini juga memberikan pemanasan awal pada
umpan melalui pertukaran kalor dengan hasil bawah yang panas.
Uap yang mengalir naik melalui bagian rektifikasi dikondensasi
seluruhnya oleh kondensor dan kondensatnya dikumpulkan dalam akumulator
(pengumpul D), di mana permukaan zat cair dijaga pada ketinggian tertentu.
Cairan tersebut kemudian dipompa oleh pompa refluks dari akumulator ke tray
teratas. Arus ini menjadi cairan yang mengalir ke bawah di bagian rektifikasi,
yang diperlukan untuk berinteraksi dengan uap yang mengalir ke atas.
Tanpa refluks tidak akan ada rektifikasi yang dapat berlangsung
dan kondensasi produk atas tidak akan lebih besar dari konsentrasi uap yang
mngalir naik dari feed plate. Kondensat yang tidak terbawa pompa refluks di
dinginkan dalam penukar kalor,yang disebut product cooler dan dikeluarkan
sebagai produk atas. Karena tidak terjadi azeotrop, produk atas dan produk
bawah dapat terus dimurnikan sampai tercapai kemurnian yang diinginkan dengan
mengatur jumlah tray dan refluks ratio.
Distilasi kontinu dengan refluks efektif memisahkan
komponen-komponen yang volatilitasnya sebanding. Dengan melakukan redistilasi
berulang-ulang dapat diperoleh komponen yang hampir murni karena jumlah
komponen pengotor lain sedikit. Metoda ini dimodifikasi menjadi lebih modern
untuk 258 diterapkan pada skala industri dengan dihasilkannya distilasi metoda
rektifikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar